MAHABBAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : Bpk. PROF.DR.ALWAN
Disusun oleh:
Anisatul Hilmiyati
Binti Fadilah Arfi
FAKULTAS ADAB
SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2012
PENDAHULUAN
Puji
syukur tak lupa kami panjatkan kepada Allah SWT, yang mana telah memberikan
kesempatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Akhlak Tasawuf dengan tema MAHABBAH.
Penyusun
menyadari bahwa dalam makalah ini tidak mungkin terbebas dari kekurangan dan
kekeliruan, meski sudah diusahakan sedemikian rupa, namun kekurangan itu pasti
tetap ada. Dari itu Penyusun mengharap kritik ataupun saran yang membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Demikian
pengantar dari kami, mohon maaf atas kekurangan kami. Semoga makalah yang kami
susun ini bisa bermanfaat. Amiin Ya Rabbal’alamin.
1.
PENGERTIAN MAHABBAH
Kata mahabbah berasal dari kata
ahabba, yuhibbu, mahabatan yang secara harfiah mencintai sesuatu secara
mendalam. Dalam Mu’jam al-Falasafi, Jamil Syaliba mengatakan Mahabbah adalah
lawan dari al-Baghd, yakni cinta lawan dari benci. Al-Mahabbah juga dapat berarti
al-Wadud yakni yang sangat kasih dan sangat penyayang. Kata Mahabbah
selanjutnya digunakan untuk menunjukan pada suatu paham dalam aliran tasawuf
yang objeknya lebih ditunjukkan kepada Tuhan. Dan dari sekian banyak pengertian
mahabbah yang telah dikemukakan tampaknya ada yang cocok dengan pengertian
mahabbah dalam ilmu tasawuf yakni kecintaan yang mendalam secara ruhani kepada
Tuhan. Menurut Al-Qusyairi pengertian mahabbah sebagai berikut :
المحبة حا لة شريفة شهد الحق سبحانه بها للعبد واخبر عن محبته للعبد
فالحق سبحانه يوصف بانه يحب العبد والعبد يوصف بانه يحب الحق سبحانه.
Al- mahabbah adalah merupakan hal
(kedaan) jiwa yang mulia yang bentuknya adalah disaksikannya (kemutlakan) Allah
subhanahu wata’ala oleh hamba, selanjutnya yang dicintainya itu juga menyatakan
cinta kepada yang dikasihiNya dan yang seorang hamba mencintai Allah.
Mahabbah adalah cinta yang tanpa
dibarengi dengan harapan pada hal hal yang bersifat duniawi. Selanjutnya Harun
Nasution berpendapat bahwa Mahabbah adalah cinta, yang dimaksud cinta adalah
cinta kepada Tuhan. Lebih lanjut Harun Nasution mengatakan pengertian yang di
berikan kepada mahabbah yaitu;
1.
Memeluk kepatuhan kepada
Tuhan dan membenci sikap melawan kepada Tuhan.
2.
Menyerahkan seluruh diri kepada yang dikasihi.
3.
Mengosongkan hati dari
segalanya kacuali dari yang dikasihi yaitu Tuhan.
Kemudian Harun Nasution membagi
mahabbah menjadi 3 macam yaitu : mahabbah orang biasa, mahabbah orang shiddiq,
mahabbah orang Arif.
2.
ALAT UNTUK MENCAPAI
MAHABBAH
Para ahli tasawuf menggunakan pendekatan
psikologi untuk mencapai mahabbah, yaitu pendekatan yang , melihat adanya
potensi rohaniah yang ada didalam manusia. Harun Nasution, dalam bukunya
falasafah dan mistisis dalam Islam mengatakan bahwa alat untuk mencapai
mahabbah dalam diri manusia ada tiga yang dapat dipergunakan untuk berhubungan
dengan Tuhan.
a.
Al-qalb (القلب) hati sanubari, sebagai alat untuk
mengetahui sifat sifat Tuhan.
b.
Roh (الروح) sebagai alat untuk mencintai Tuhan.
c.
Sir (سر) yaitu alat untuk melihat Tuhan.
Roh yang digunakan untun
mencintai Tuhan yaitu Roh yang sudah dibersihkan dari dosa dan maksiat, serta
dikosongkan dari kecintaan kepada segala sesuatu, melainkan hanya diisi oleh
cinta kepada Tuhan. Dalam masalah Roh, manusia tidak tahu sebenarnya hakikat
Roh itu yang mengetahui hanyalah Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-isra’ ayat 85
ويسئلونك عن الروح قل الروح من امر ربى ومااوتيتم من العلم الا قليل
Yang artinya : mereke itu
bertanya kepada engkau (Muhammad) tentang Roh, katakanlah bahwa Roh itu urusan
Tuhan, tidak kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit sekali. QS.Al isra:85
Dari ayat tersebut kita dapat
mengetahui bahwa sesungguhnya setiap manusia pada dasarnya memiliki Roh yang
tunduk dan patuh kepada Tuhan, namun terkadang roh-roh tersebut dikotori oleh dosa
dan kemaksiatan, sehingga kesuciannya berkurang. Dan roh yang digunakan para
sufi adalah roh yang telah disucikan dari kemaksiatan dan dosa untuk mencintai
Tuhan.
3.
TOKOH YANG MEMPERKENALKAN
MAHABBAH
Tokoh yang sangat terkenal, yang memperkenalkan mahabbah itu
adalah Rabi’ah al-adawiyah yaitu seorang zahid perempuan yang berasal dari
Bashrah Irak. Ia wafat sekitar tahun 185 H/ 796 M. Seperti yang sudah di
riwayatkan, Ia adalah seorang hamba yang kemudian di bebaskan. Hidupnya Ia
pergunakan untuk beribadah, bertaubat, dan menjauhi hidupnya dengan kehidupan
duniawi. Ia hidup dalam kesederhanaan dan menolak segala bantuan material yang
di berikan oleh orang lain kepadanya. Doanya tak pernah sedikitpun meminta hal
hal yang bersifat materi dari Tuhan. Ia benar benar dalam keadaan zuhud dan
keinginannya hanyalah dekat dengan Tuhan.
Seperti riwayat yang menyatakan ketika Ia menolak lamaran
laki laki yang sholeh, Ia berkata “ akad nikah adalah bagi pemilik kemaujudan
luar biasa. Sedangkan dalam diriku hal itu tidak ada, karena aku telah berhenti
maujud dan telah lepas dari diri. Aku maujud dalam tuhan dan diriku sepenuhnya
adalah milikNya. Aku hidup dalam naungan firmanNya. Akad nikah mesti diminta
dariNya bukan dariku.”
alhamdulillah hari ini aku dapat ilmu baru khususnya tentang mahabah...jadi bermanfaat.. tanks ya bro
ReplyDelete